Jagung sebenarnya berasal dari meksiko amerika tengah dan sudah
dikonsumsi sebagai makanan pokok penduduk asli amerika sejak 8000 tahun
yang lalu hal ini terbukti dengan ditemukannya fosil teosinte, sejenis
rumput liar yang diyakini sebagai nenek moyangnya jagung yang ditemukan
di dekat kota meksiko
Penduduk asli amerika sangat memuja jagung. Bagi mereka jagung tidak
hanya sebagai makanan pokok tapi juga menjadi icon penting yang mewakili
tradisi mitologi dari peradaban suku maya, Aztec, dan inca. Zea mays,
nama latin jagung yang diambil dari nama tradisional jagung yaitu maize
yang berasal dari bahasa spanyol yang digunakan oleh penduduk pribumi
amerika suku taino.
Ketika Christopher colombus dating ke amerika mereka menemukan jagung
tumbuh di hampir seluruh jagung tumbuh di hampir seluruh amerika mulai
dari chili hingga kanada, kemudian mereka membawanya ke eropa dan
memperkenalkannya ke seluruh dunia
Jagung kaya akan lemak nabati sehingga sering diolah untuk diambil
minyaknya yang merupakan sumber asam lemak omega-6 yang bermanfaat dalam
proses pertumbuhan anak, menjaga kesehatan kulit, mencegah penyakit
jantung, dan stroke. Selain mengandung serat yang pentin untuk
menurunkan kadar kolesterol jagung juga kaya akan asam folat yang
berperan menurunkan kadar homosistein dalam pembuluh darah. Homosistein
merupakan suatu jenis asam amino yang bila kadarnya meningkat dalam
darah dapat merusak pembuluh darah sehingga meningkatkan serangan
jantung dan stroke. Asam folat juga bermanfaat untuk mencegah kerusakan
otak bayi saat kelahiran karena itu pada ibu hamil disarankan untuk
mengkonsumsi jagung.
Jagung merupakan sumber thiamin (vitamin B1) yang sangat penting bagi
kesehatan sel otak dan fungsi kognitif sebab thiamin dibutuhkan untuk
membentuk acetylcholine yang berfungsi memaksimalkan komunikasi antar
sel otak dalam proses berpikir dan konsentrasi jika kadar zat ini
menurun maka akan menyebabkan pikun dan penyakit Alzheimer. Jagung juga
mengandung asam pentotenat (vitamin B5) yang berperan dalam proses
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak untuk diubah menjadi energi.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam the American institute for cancer research,
jagung banyak mengandung senyawa fitokimia dalam bentuk terikat yang
kekuatan antioksidannya tidak kalah dengan antioksidan dalam buah dan
sayuran. Komponen fitokimia bermanfaat membantu serat menurunkan resiko
kanker terutama kanker usus. Selain itu dalam journal of agriculture
and food chemistry menyatakan bahwa proses pemasakan pada suhu tinggi
(115 C) dalam waktu lama (10-15 menit) akan meningkatkan aktivitas
antioksidan jagung meskipun kandungan vitamin C-nya berkurang. Proses
pemasakan jagung akan meningkatkan pengeluaran asam ferulat yaitu
senyawa fitokimia yang berperan sebagai antioksidan untuk melawan
kanker. Salah satu kelebihan lain jagung adalah kandungan provitamin A
yang tinggi dalam bentuk pigmen. Jagung sangat direkomendasikan bagi
para perokok karena mengandung betacryptoxanthin yang dapat menurunkan
resiko kanker paru – paru. Menurut journal cancer epidemiology,
biomarkers and prevention orang yang banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung betacryptoxanthin terbukti mengalami penurunan resiko kanker
paru – paru sebesar 27%, hasil yang sama juga menunjukkan bahwa perokok
yang mengkonsumsi jagung mengalami penurunan kanker paru – paru
sesebesar 37% dibandingkan dengan perokok yang kurang mengkonsumsi
jagung. Baca juga manfaat lainnya dari jagung!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar